Tekanan Ban Mobil Listrik, Apakah Beda dengan Mobil Konvensional?
Pemilihan ban pada mobil listrik tidak boleh dilakukan asal-asalan. Terutama dalam menentukan tekanan angin ban mobil listrik, agar Anda berkendara dengan lancar, aman, dan nyaman.
Layaknya kaki pada manusia, ban merupakan salah satu komponen penting pada setiap kendaraan, termasuk pada mobil listrik. Ban bagaikan alas kaki yang mendukung kenyamanan, efisiensi, dan keamanan saat berkendara. Namun sayangnya, masih banyak orang yang kurang memperhatikan kondisi ban, termasuk jenis ban, kode ban, masa kadaluarsa ban, hingga tekanan angin ban mobil listrik.
Padahal jika ban luput dari perhatian, dapat berdampak pada performa harian mobil yang Anda gunakan, terutama jika tekanan angin ban mobil tidak sesuai standar. Pasalnya, tekanan angin yang tepat membantu mencegah kecelakaan akibat ban meletus atau kehilangan kendali karena ban terlalu lunak maupun terlalu keras.
Lantas, berapa standar tekanan angin ban mobil listrik? Apakah tekanan angin ban depan dan belakang harus dibedakan? Berikut penjelasan detailnya.
Ukuran Standar Tekanan Angin Ban Mobil Listrik
Layaknya mobil konvensional, tekanan angin ban mobil listrik juga harus dijaga dan diperhatikan secara teratur, guna mencegah terjadinya risiko-risiko selama berkendara. Sebab, salah satu fungsi ban adalah mempertahankan daya cengkraman selama berkendara di jalan raya.Â
Tekanan ban yang optimal dapat mengurangi risiko hambatan gulir (rolling resistance), dan meningkatkan efisiensi daya agar baterai tetap hemat selama berkendara. Dengan begitu, energi yang dikeluarkan lebih efisien, sehingga jarak tempuh pun maksimal.
Selain itu, tekanan ban mobil yang optimal juga membantu memperpanjang usia ban mobil listrik. Pasalnya, mobil listrik memiliki torsi yang lebih besar dibandingkan mobil konvensional. Itu artinya, akselerasi ban lebih cepat dan kuat sejak pedal gas diinjak. Apabila tekanan ban tidak optimal, maka dapat menyebabkan ban mobil cepat aus, sehingga mengurangi usia pakai dalam jangka panjang.
Satu lagi alasan mengapa Anda perlu memperhatikan ukuran standar tekanan angin ban mobil listrik, karena mobil listrik memiliki bobot yang lebih berat daripada mobil konvensional pada umumnya. Mobil listrik dapat menambah bobot ban sekitar 20% dibandingkan mobil konvensional. Karena itu, mobil listrik biasanya memiliki tekanan udara pada ban yang lebih tinggi dibandingkan mobil lainnya.Â
Bagaimana cara menentukan ukuran tekanan ban mobil listrik? Sebenarnya, Anda bisa menemukan standar tekanan angin ban mobil listrik dari kode yang tercantum pada bagian luar ban, atau dengan membaca buku panduan yang diberikan saat pembelian mobil listrik. Selain itu, Anda juga bisa menemukan standar tekanan ban mobil listrik pada stiker atau label yang ditempel di sekitar kursi pengemudi.
Namun secara umum, ada beberapa tekanan angin ban mobil listrik yang dijadikan standar berdasarkan jenis-jenis mobilnya, yaitu:
- SUV: 35-40 psi
- MPV: 33-36 psi
- Sedan: 30-33 psi
- City car: 30-36 psi
Tak kalah penting untuk diperhatikan dan yang kerap menjadi pertanyaan banyak orang terkait dengan kenapa tekanan angin ban depan dan belakang harus dibedakan?Â
Umumnya, tekanan angin ban depan mobil lebih tinggi dibandingkan ban belakang. Hal ini disebabkan beban yang berbeda dan adanya sistem rem pada roda depan. Biasanya perbedaan tekanan angin ban depan dan belakang sekitar 2-3 psi, tergantung tipe ban.
Perbedaan Ban Mobil Listrik dan Mobil Konvensional
Tak hanya soal ukuran tekanan angin ban mobil saja yang berbeda. Ternyata desain ban mobil listrik dan mobil konvensional juga berbeda. Umumnya, ban mobil listrik memiliki desain khusus yang berfokus pada efisiensi penggunaan daya. Itu sebabnya mobil listrik biasanya menggunakan jenis ban Low Rolling Resistance (LRR) yang memiliki daya berputar baik.
Perbedaan antara ban mobil listrik dan mobil konvensional lainnya terletak pada bahan dan lapisannya. Ban mobil listrik umumnya menggunakan bahan yang ringan, serta dirancang khusus untuk mengurangi gesekan dan memperpanjang masa pakai, guna memaksimalkan efisiensi energi.Â
Sebaliknya, bahan dan lapisan pada ban mobil konvensional cenderung lebih beragam. Hanya saja, terkadang proses pembuatan ban mobil konvensional menggunakan campuran karet, serat, dan berbagai bahan penguat. Akibatnya, bobot ban mobil menjadi lebih berat dan kurang efisien untuk mobil listrik.Â
Anda juga bisa mengenali perbedaan ban mobil listrik dan mobil konvensional dari ukuran dan fungsinya. Ban mobil listrik dirancang untuk mengoptimalkan efisiensi dan kenyamanan, sedangkan ban mobil konvensional lebih berfokus pada ketahanan terhadap berbagai kondisi jalan sesuai jenis mobilnya.
BACA JUGA:
Resmi Diluncurkan di Indonesia, Hyptec HT Ultra Kini Sudah Bisa Dipesan!
Tips Memilih Mobil Listrik Keluarga, Perhatikan Kelebihan Mobil Listrik Berikut