Serba-Serbi Baterai Mobil Listrik: Jenis, Daya Tahan, dan Biaya Pengisian
Ternyata, jenis baterai mobil listrik berbeda-beda. Perbedaannya ada pada bahan baku baterai, komponen baterai, hingga teknologi pada baterai mobil listrik.
Mobil listrik kian menjadi primadona di Indonesia. Satu alasannya, mobil listrik diklaim lebih hemat biaya operasional karena menggunakan baterai yang mengubah energi listrik menjadi tenaga untuk menggerakkan mesin. Teknologi baterai mobil listrik ini dinilai lebih efisiensi dibandingkan mobil berbahan bakar fosil.
Menariknya lagi, mobil listrik menggunakan jenis baterai yang berbeda-beda. Perbedaan yang paling mudah dilihat dari kapasitas baterai mobil listrik, yang sangat memengaruhi jangkauan perjalanan dan kecepatan pengisian daya baterai. Rata-rata kapasitas baterai mobil listrik berkisar antara 30 kWh hingga 100 kWh.
Selain itu, perbedaan lainnya ada pada bahan baku baterai mobil listrik, hingga komponen baterai mobil listrik. Maka dari itu, sebelum Anda membeli mobil listrik, penting untuk mengetahui jenis baterai mobil listrik guna menyesuaikan dengan kebutuhan Anda.Â
Mobil Listrik Pakai Baterai Jenis Apa Saja?Â
- Lithium-ion (Li-ion)
Baterai ini cukup sering digunakan mobil listrik. Beberapa kelebihan baterai Lithium-ion adalah memiliki daya tahan yang baik, masa pakai panjang, pengisian daya cepat, dan bisa didaur ulang. Komponen utama baterai mobil listrik Lithium-ion adalah elektroda positif (anoda), elektroda negatif (katoda), elektrolit, dan separator yang berfungsi untuk menyimpan dan mengeluarkan energi listrik.Â
- Nickel-metal hydride (NiMH)
Tak kalah populer, Nickel-metal hydride menjadi salah satu baterai yang juga banyak digunakan mobil listrik. Bahan baku baterai mobil listrik ini adalah nikel oksida hidroksida yang berperan sebagai katoda. Keunggulan jenis baterai mobil listrik ini ada pada daya tahan yang baik, usia penggunaan yang panjang, serta lebih ramah lingkungan. Sayang, komponen baterai Nickel-metal hydride membutuhkan biaya yang relatif mahal dan mudah panas, dibandingkan Lithium-ion.
- Solid-state
Jenis baterai mobil listrik lain adalah Solid-state. Jenis baterai ini digadang-gadang sebagai baterai masa depan kendaraan listrik, karena Solid-state menggunakan komponen baterai mobil listrik berupa elektrolit padat tanpa cairan. Sehingga, diperkirakan daya tahan baterai mobil listrik ini 10 kali lebih tinggi dibandingkan jenis baterai Li-ion.
- Nickel-cadmium
Sempat populer, baterai mobil listrik Nickel-cadmium memiliki penyimpanan energi yang besar, dan umur pakai yang panjang, yakni hingga 500-1.000 kali pengisian daya. Bahan baku baterai mobil listrik ini adalah campuran antara nikel (Ni) dan kadmium (Cd). Sayangnya, jenis baterai ini cukup berat dan kerap mengalami penurunan kinerja ketika sudah melewati beberapa putaran pengosongan.
- Lead-acid (SLA)
Lead-acid merupakan jenis baterai tertua yang digunakan kendaraan listrik. Awalnya, Lead-acid terkenal dengan biaya produksi murah dan dapat didaur ulang. Namun, jangka waktu pemakaian yang pendek serta kepadatan energi yang rendah membuat baterai Lead-acid ditinggalkan dan kalah bersaing dengan teknologi baterai mobil listrik lain.
- Ultracapacitor
Selanjutnya Ultracapacitor, baterai mobil listrik yang bekerja dengan cara menyimpan cairan terpolarisasi antara elektroda dan elektrolit. Berkat cara kerja tersebut, baterai Ultracapacitor dapat meningkatkan kapasitas penyimpanan energi baterai mobil listrik, sekaligus memberikan daya tambahan saat kendaraan melewati jalan menanjak.Â
- Ternary lithium-ionÂ
Baterai Ternary lithium-ion turut menjadi salah satu baterai mobil listrik yang cukup populer. Sedikit berbeda dengan baterai mobil listrik yang lain, Ternary lithium-ion memiliki kapasitas dan tegangan tinggi, stabilitas termal baik, serta biaya yang lebih rendah dibandingkan kinerja baterai Li-ion.
Berapa Lama Daya Tahan Baterai Mobil Listrik?
Setiap jenis baterai mobil listrik memiliki ketahanan yang berbeda-beda, artinya tidak bisa disamaratakan. Terlebih lagi, daya tahan baterai mobil listrik turut dipengaruhi oleh suhu.Â
Dengan kata lain, suhu baterai yang terlalu tinggi dapat mengurangi usia pakai baterai mobil listrik. Sebaliknya, suhu baterai yang stabil atau rendah membuat penggunaan baterai mobil listrik lebih awet.
Namun, secara garis besar, rata-rata daya tahan baterai mobil listrik bisa mencapai 10-15 tahun, atau sekitar 200.000 kilometer, dengan rata-rata pengisian ulang hingga 1.000 kali pengisian daya penuh.
Berapa Biaya Pengisian Baterai Mobil Listrik?
Ada dua cara pengisian baterai mobil listrik, yakni menggunakan charger pribadi di rumah, dan datang ke Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU). Lantas, berapa biaya pengisian baterai mobil listrik?
Untuk pengisian baterai mobil listrik menggunakan charger pribadi di rumah dikenakan biaya per-kWh, yakni rumah tipe R2 (3.500VA-5.500VA) dan R3 (6.600VA ke atas) dikenakan tarif Rp1.699,53/kWh. Sedangkan pengisian baterai mobil listrik di SPKLU dikenakan biaya Rp2.466/kWh, SPKLU Fast Charger Rp25.000/pengisian (25 kW-50kW), dan Rp57.000/pengisian di SPKLU Ultra Fast Charger (>50kW).
Lalu, mengapa biaya pengisian baterai mobil listrik lebih murah dari bensin? Berikut contoh perhitungannya: Jika kapasitas baterai sebesar 58 kWh, maka mengisi daya hingga penuh di SPKLU dikenakan tarif Rp143.028 (58xRp2.466/kWh). Dalam kondisi baterai penuh, mobil listrik tersebut bisa menempuh jarak hingga 384 km.
Sedangkan untuk pengisian mobil LCGC memiliki rata-rata konsumsi bensin 20 km/liter. Maka untuk menempuh jarak 348 km harus mengisi bensin sebesar Rp192.000 (384 km:20 km/liter) x Rp10.000 (harga Pertalite).
Melihat perhitungan di atas, biaya pengisian baterai mobil listrik jauh lebih hemat, bukan?
BACA JUGA:
Enam Inovasi Termutakhir Aion, Solusi Kebutuhan Mobil Listrik Cerdas Masyarakat IndonesiaÂ